Mengapa ISFI Advokasi Kebijakan Farmasi Sangat Diperlukan di Indonesia?

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor kesehatan di Indonesia telah mengalami berbagai tantangan, terutama dalam aspek ketersediaan dan aksesibilitas obat. Meskipun ada kemajuan yang signifikan, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia dapat mengakses obat yang aman, efektif, dan terjangkau. Di tengah isu-isu ini, peran Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) dalam advokasi kebijakan farmasi sangat diperlukan. Artikel ini akan membahas mengapa ISFI advokasi kebijakan farmasi sangat penting, tantangan yang dihadapi, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Apa Itu ISFI?

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI) adalah organisasi profesi yang mewakili sarjana farmasi di Indonesia. Didirikan pada tahun 1972, ISFI memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme di bidang farmasi serta memperjuangkan kepentingan anggota dan masyarakat umum. Dalam konteks ini, ISFI juga berperan aktif dalam advokasi kebijakan farmasi di tingkat nasional.

Misi dan Visi ISFI

Misi ISFI adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi, meningkatkan kualitas layanan kesehatan, serta mendorong peserta didik untuk lebih inovatif dalam riset dan pengembangan produk farmasi. Visi ISFI adalah menjadi organisasi yang berkompeten dan inovatif dalam pengembangan profesi farmasi untuk menunjang pembangunan kesehatan di Indonesia.

Mengapa Advokasi Kebijakan Farmasi Penting?

Advokasi kebijakan farmasi adalah usaha untuk memengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan praktik farmasi. Hal ini krusial karena:

  1. Ketersediaan Obat: Dengan adanya advokasi, diharapkan kebijakan yang dibuat dapat memastikan ketersediaan obat di seluruh wilayah Indonesia. Banyak daerah, terutama daerah terpencil, yang masih mengalami kekurangan obat.

  2. Aksesibilitas: ISFI berupaya mendorong kebijakan yang menjamin aksesibilitas obat yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

  3. Kualitas Obat: Advokasi diperlukan untuk memastikan bahwa semua obat yang beredar memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Ini sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien.

  4. Regulasi yang Mendukung Praktik Farmasi: Dengan adanya advokasi, ISFI dapat mendorong terbentuknya regulasi yang mendukung praktik farmasi yang baik, termasuk dalam hal distribusi dan penggunaan obat.

  5. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Melalui advokasi, ISFI bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan obat yang tepat dan aman.

Tantangan dalam Kebijakan Farmasi di Indonesia

Meskipun pentingnya advokasi kebijakan farmasi, ISFI dan sektor kesehatan menghadapi berbagai tantangan, seperti:

1. Kebijakan yang Tidak Konsisten

Banyak kebijakan yang dikeluarkan tidak berjalan konsisten atau tidak memiliki dukungan yang cukup dari pihak terkait. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam implementasi.

2. Kurangnya Sumber Daya

Keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan dalam sektor kesehatan menjadi penghalang. Berbagai program yang direncanakan seringkali tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Fragmentasi Sistem Kesehatan

Sistem kesehatan di Indonesia terdiri dari berbagai komponen yang tidak selalu bekerja sama dengan baik. Hal ini menyulitkan advokasi yang efektif dan pelaksanaan kebijakan yang komprehensif.

4. Resistensi terhadap Perubahan

Banyak pihak yang merasa nyaman dengan cara kerja lama. Mengedukasi mereka tentang perlunya perubahan dan memberikan argumen yang meyakinkan adalah tantangan yang tidak mudah.

Strategi ISFI dalam Advokasi Kebijakan Farmasi

Dalam menghadapi tantangan tersebut, ISFI harus mengembangkan berbagai strategi advokasi yang efektif. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan:

1. Kerjasama dengan Stakeholder

ISFI perlu bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, LSM, dan masyarakat untuk membangun konsensus dan mencapai tujuan bersama.

2. Riset dan Data

Melakukan riset yang mendalam dan menyediakan data yang valid dan relevan untuk mendukung argumentasi kebijakan. Contohnya, laporan tentang ketersediaan obat di daerah tertentu bisa menjadi alat argumentasi yang kuat.

3. Edukasi dan Pelatihan

ISFI dapat menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan pendidikan publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pembuat kebijakan tentang pentingnya kebijakan farmasi yang baik.

4. Kampanye Media Sosial

Menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi dan kampanye tentang isu-isu farmasi serta melakukan mobilisasi publik untuk mendukung perubahan kebijakan.

5. Pengembangan Jaringan

Membangun jaringan dengan organisasi lintas sektor untuk mendukung advokasi dan memperluas jangkauan pengaruh.

Contoh Kasus Advokasi yang Efektif

Salah satu contoh sukses advokasi kebijakan farmasi di Indonesia adalah pengembangan program obat esensial. ISFI berperan aktif dalam menyusun daftar obat esensial nasional yang menjadi rujukan bagi penyediaan obat di rumah sakit dan puskesmas. Melalui proses ini, ISFI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga lain untuk memastikan bahwa obat-obatan yang penting untuk kesehatan masyarakat tersedia dan dapat diakses.

Kesimpulan

Advokasi kebijakan farmasi oleh ISFI sangat diperlukan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas obat di Indonesia. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup signifikan, ISFI dapat menggunakan berbagai strategi untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dan menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik. Kerjasama dengan berbagai pihak, riset yang komprehensif, serta penggunaan media sebagai sarana pemengaruh adalah langkah-langkah yang krusial untuk mencapai tujuan ini.

FAQ

1. Apa itu ISFI?
ISFI (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia) adalah organisasi yang mewakili profesi sarjana farmasi di Indonesia, bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi.

2. Mengapa advokasi kebijakan farmasi penting?
Advokasi penting untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan kualitas obat yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta untuk membentuk regulasi yang mendukung praktik farmasi yang baik.

3. Apa saja tantangan yang dihadapi ISFI dalam advokasi?
Tantangan meliputi kebijakan yang tidak konsisten, kurangnya sumber daya, fragmentasi sistem kesehatan, serta resistensi terhadap perubahan.

4. Bagaimana ISFI dapat melakukan advokasi yang efektif?
ISFI dapat bekerja sama dengan stakeholder, melakukan riset, menyelenggarakan edukasi, menggunakan media sosial, dan membangun jaringan untuk mendukung advokasi.

Dengan menerapkan strategi yang tepat dan bekerja sama dengan berbagai pihak, ISFI memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif di sektor farmasi Indonesia. Peningkatan akses dan kualitas obat melalui advokasi yang efektif bukan hanya impian, tetapi suatu keharusan untuk masa depan kesehatan masyarakat yang lebih baik.